PESONA NEGERI SAKURA
Judul : Daisen, Berguru di Negeri Sakura
Penulis : Muhtadin Tyas
Peresensi : Edi Sugianto
Penerbit : Tangan Emas Publisher
Tahun : 2018
Tebal : 106 halaman
Harga :
Ibarat wanita cantik, Jepang selalu menggoda mata para pengunjungnya. Tak terkecuali, Muhtadin Tyas, yang berhasil melukiskan ‘keindahan’ negeri Sakura nan memesona.
Buku berjudul “Daisen: Berguru di Negeri Sakura” mengajak para pembaca untuk ikut merasakan atmosfer Japan, yang sarat pelajaran. Menyelami bait demi bait cerita yang digoreskan Muhtadin, akan membuat para pembaca semakin “iri” dengan suasana kota Tottori, Kyoto dan Osaka yang penuh spirit mengagumkan.
Masyarakat Jepang adalah sangat terkenal dengan kedisiplinan dan keteraturannya. Bagi Muhtadin, hal tersebut bukan dongeng lagi, ia sudah (pernah) menjadi bagian dari etos Japan yang menggelora.
Salama perjalanan dalam kegiatan “International Academic Recharging (IAR)”, penulis bersama rekan-rekannya (15 orang), dibimbimbing langsung oleh Prof. Imam Robandi, yang sudah malang melintang di negeri sakura. Jadi, ini bukan jalan-jalan biasa. Inilah perjalanan penuh makna, terukur dan terencana.
Prof. Imam Robandi, membina para peserta IAR dengan penuh semangat, mulai dari persiapan, pelaksanaan (perjalanan), hingga pulang kembali ke Indonesia. Salah satu yang istimewa dari kegiatan itu, bahwa setiap peserta “wajib” menuliskan apa saja yang pernah dijumpai selama perjalanan di Japan. Muhtadin adalah salah satu peserta yang berhasil menaklukkan tantangan itu, bahkan berani menerbitkan menjadi buku yang luas biasa.
Dari buku ini, pembaca akan melihat, betapa Jepang memiliki daya tarik yang dahsyat, yang mampu mengubah mindset orang yang pernah singgah di sana. Tak hanya teknologi super canggih yang ‘menghipnotis’, lebih daripada itu, nilai-nilai afektif dan inspiratif negeri sakura yang direkam dalam buku ini, menjadi energi bagi siapa pun yang ingin maju menggapai kegemilangan di masa depan. Terutama dalam pendidikan.
Tampaknya, Muhtadin sudah jatuh cinta pada bunga sakura di taman Tottory University. Ia menceritakan pengalaman pertamanya mengikuti kegiatan Internasional Conference, dengan kata-kata yang sangat indah. Bersama Prof. Kishida Satoru, Muhtadin dan kawan-kawan, melihat langsung hasil-hasil penelitian modern. (hlm. 36-39)
Muhtadin dan peserta IAR lainnya, juga mengunjungi Takakusha Junior High School, mereka melihat dan belajar banyak hal tentang strategi mengelola sekolah yang baik: mulai dari interaksi guru dan murid, pengembangan bakat siswa, kebersamaan, kedisiplinan dan menjaga kebersihan sekolah. “Setiap hari siswa dan guru membersihkan kelas mulai pukul 06: 00. Mereka dengan tenang dan tidak banyak bicara saat kegiatan merapikan kelas, semua saling bekerjasama.” (hlm. 41)
Selain itu, Lima Belas Samurai juga berkunjung ke Seiki Elementary School, yaitu sekolah dasar negeri yang fasilitas sekolahnya super lengkap. Semua barang yang ada di sekolah tertata rapi. “Semua tertata dengan baik. Inilah cermin sekolah yang memiliki karakter tinggi.” (hlm. 54)
Memang sekolah-sekolah di Jepang adalah sangat fantastis. “Koryo Higt School, adalah sekolah yang memiliki perpustakaan layaknya toko buku besar yang ada di Indonesia. Selain ruang praktik sangat lengkap di semua bidang, dan punya lahan pertanian kurang lebih 500 meter” (hlm. 59)
Akhirnya, membaca buku ini seperti mendaki Mount Daisen, yang sejuk di pagi hari. Banyak “salju hikmah” yang bisa pembaca nikmati untuk menjadi pribadi yang lebih berkarakter dan berkemajuan. Selamat Membaca!
Jakarta, 29 Jan 2018
Masya Allah luar biasa pengalaman Pak Muhtadin Tyas, berkah bimbingan Sensei kita Prof. Imam Robandi. Amak belum memiliki buku itu. Terima kasih
Siap Amak…terima kasish. Semoga menjadi inspirasi untuk lebih semangat…